Titik Firman; Pengelola Paud, Praktisi Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, Buat saya, bekerja di pendidikan paud non formal adalah panggilan jiwa...menyatu dalam diri untuk memberikan pengabdian dan kemampuan disela-sela keterbatasan diri diderah yang saya tempati...selalu dengan harapan bisa menggugah para peduli pendidikan anak terhadap kemajuan propinsi Kepri kedepan...Sharing pengetahuan dan membantu teman-teman seperjuangan yang tinggalnya ditempat terpencil dan terpencar untuk memberikan layanan dan stimulasi pendidikan yang benar terhadap seorang anak usia dini..

Kamis, 19 Agustus 2010

APAKAH ANAK PERLU BELAJAR MEMBACA DI USIA DINI????

"Aniiiiiii....cepat nak kita siap-siap, sebentar lagi kamu harus berangkat les," jerit seorang ibu kepada anaknya yang berusia 5 tahun. Ani yang sedang asyik bermain boneka dan pondok-pondokan itu tidak memperdulikan suara petasan yang keluar dari mulut ibunya. Hinga berkali-kali panggilan tak di jawab. Si Ibu menghampiri dengan mengomel sambil membawa tas dan baju ganti buat berangkat les."Ayo nak cepat, sebentar lagi kamu masuk SD, Ibu tak mau nanti kamu tak bisa membaca dan menulis. Ani kecil tidak tahu harus berbuat apa kecuali mengikuti kata sang ibu dan mengucapkan selamat tinggal kepada si Acil boneka kesayangannya yang sedang dibobokkannya. Ini adalah sekelumit gambara yang sering kita lihat dan dengar.

Pada awal sikecil memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut ada anggapan bahwa anak harus bisa membaca sebelum masuk SD. Kenyataan dilapangan banyak orang tua yang memasukkan anak usia dini mereka ke tempat-tempatles menulis, mebaca dab berhitung karena takut tidak diterima di SD. Ironisnya lagi adapula SD yang memberikan tes sebelum masuk. Dan anak usia pra sekolah sekarang sudah banyak yang bisa membaca.Apakah mengajari membaca merupakan tugas guru kelas 1 SD? Apakah tidak terlalu dini mengajarkan anak membaca? Bagaimana kita menanggapi hal ini?
Sekarang ini semakin marak dipasarkan berbagai cara membuat anak genius.Dari ada yang namanya metode Glenn Doman untuk anak belajar membaca, sampai Shichida Method yang katanya membuat anak punya fotografis memori yang bisa diajarkan pada dari usia 2 bulan.

Ternyata dari banyak literatur justru sebaliknya. Tidak ada jaminan seseorang yang lebih dahulu bisa membaca akan lebih sukses dimasa depan dari pada mereka  yang terlambat. Banyak tokoh sukses yang justru terlambat membaca. Di buku  Right Brained Children in a Left Brained World disebutkan  tokoh seperti Abert Einstein adalah salah seorang yang terlambat membaca. Anak-anak di Rusia saja baru membaca di usia 7 tahun, dan mereka sangat cerdas.

Dari berbagai informasi disebutkan bahwa syaraf mata anak balita belum siap untuk membaca, masih bersifat kontralateral(masih terbalik-balik), seperti antara huruf b dan d, hurf p dan q oleh karena itu resiko balita yang diajarkan membaca terkena kesulitan belajar jauh lebih besar. Informasi yang sama juga ada pada buku Dr.jalaludin Rahmat "Cara Otak Belajar".Dikatakan bahwa waktu terbaik untuk belajar membaca sesuai dengan perkembangan otak justru ada pada USIA SEKOLAH DASAR.

Mengajarkan membaca juga tentu ada tekniknya.Sebelum mulai mengajari membaca, lebih baik jika kita mengenali dulu bagaimana sebenarnya tipe berpikir anak kita. Banyak anak yang mengalami kesulitan membaca, padahal masalah sebenarnya ada di teknik mengajar.

Anak Visual Learner (anak yang lebih cepat dan kuat hafalannya bila diajarkan dengan simbol yang menarik dan tegas) kemungkinan besar akan mengalami kesulitan belajar membaca disekolah umum yang kebanyakan sistem Kegiatan Belajar Mengajar tidak  bersahabat dengan mereka. Padahal anak-anak ini memiliki ingatan yang kuat. Untuk mengajarinya membaca justru kita harus memanfaatkan kekuatan visualnya. Dengan mempergunakan gambar-gambar dan logo. Ajak mereka memvisualisasikan apa yang dibaca. Rata-rata anak visual learner dapat membaca sendiri tanpa diajari hanya dengan melihat. Secara otomatis mereka menghafal dan memperlajari pola.

Anak Auditory Learner (anak yang lebih cepat dan tertarik bila disampaikan dengan penyampaian kalimat yang jelas, keras dan berulang), dan hal ini kini adalah mayoritas di dunia yaitu sistem fonetik. Sistem ini mengajarkan mengenal huruf lewat cara mengucapkannya, a=eh, b=beh,dst. Dan teorinya memang untuk cara berpikir otak yang berbeda seharusnya digunakan teknik belajar yang berbeda pula, tetapi di dunia nyata hampir semua sekolah sekarang mengajarkan baca dsengan sistem fonetik.

Jadi yang penting untuk anak usia dini bukanlah mengajarkannya membaca, tetapi mengenalkan dan menanamkan budaya membaca sejak dini,karena belum tentu anak yang bisa membaca lebih dahulu akan suka membaca.....(It's me Titik Firman)


1 komentar: